Hahahhaha Yusuf Mansur menghapus video nangisnya dan kritikan gambar kritik terhadap Nusron Wahid di instagram. Bagi yang belum tau, bisa baca artikel saya sebelumnya: http://seword.com/sosbud/lucu-yusuf-mansur-nangis-karena-ulama-dipelototi-nusron/
Setelah menghapus video dan gambar Nusron, Yusuf Mansur kemudian menulis status sebagai berikut:


“Insya Allah saya enggak ada masalah dengan KH Abdurrahman Wahid. Saya pengagum beliau. Guru saya bahkan. Saya lebih dari sekali ziarah ke makamnya. Di satu sisi, saya jarang terlibat dan melibatkan diri dengan yang namanya turun ke jalan. Insya Allah. Saya menghargai kawan-kawan. Ya sudah. Sebentar lagi saya hapus semua postingan itu, bila itu melukai. Mohon doanya.”
Tapi itupun tak berlangsung lama, sebab postingan itu juga kembali dihapus. Kemudian Yusuf Mansur mengungah video lagi, tapi kali ini tentang kursi.
“Ini bangku ye, kursi banyak nodanya. tapi pasti bisa bersih lagi. Gimana cara ngebersihinnya? Pertama dia mau dulu ngebersihin. Kalau kursi mah udah pasti mau aja dibersihin. Kedua, bener cara bersihinnya. Insya Allah bersih lagi semuanya. Amin. Mudah mudahan paham ya. Makasih. Mohon maaf lahir batin,” demikian kata Yusuf.
“Allah Maha Membersihkan. Maha Menyucikan. Maha Mengampuni. Maha Memaafkan,” tulis Yusuf sebagai caption di postingan video itu.
Ini menarik, kalau tidak mau dibilang memalukan. Seorang yang mengaku ustad, ceramah ke mana-mana, namum bersikap tak ubahnya remaja alay yang baru ditinggal pacarnya. Posting hapus posting hapus.
Video Yusuf Mansur menangis karena Nusron dianggap melotot pada ulama memang sangat aneh. Sebab Nusron ini memang matanya belo, tanpa melototpun memang sudah seperti itu sejak lahir. Apa perlu Nusron bicara sambil merem biar dianggap sopan?
Jika Yusuf Mansur bisa menangis karena Nusron melotot, seharusnya dia juga menangis melihat orang-orang yang diakuinya sebagai ulama itu mengancam begitu keras terhadap polisi dan hukum di negara ini. Logikanya, masa melihat Nusron melotot saja menangis, kenapa mendengar ada orang menjelaskan hukuman membunuh, potong tangan dan kaki atau diusir dari negara ini atas nama Islam, disampaikan di ruang publik demokrasi, masa iya Yusuf Mansur tidak nangis?
Atau dibanding Gatot Brajamusti yang pesta seks dan sabu atas nama Islam, Dimas Kanjeng sang pengganda uang, lebih sedih mana? Masa mau menangisi Nusron Wahid yang memang terlahir belo?

Tapi ya itulah Yusuf Mansur. Niatnya membuat video sangat terstruktur sistematis dan maasif. Mirip seperti sinetron bawang puting bawang merah. Kamera, rolling and action. Prok prok prok, Yusuf Mansur ternyata berbakat main sinetron. Video nangisnya bisa jadi sudah masuk dalam radar produser film.
Sampai di sini kalau ada yang bertanya mengapa video dan gambar Nusron dihapus, jawabannya karena Yusuf Mansur gagal paham terhadap mata belo dan ulama dalam arti yang sebenarnya. Itulah kenapa dia hapus.
Kemudian Yusuf Mansur juga kembali menghapus status yang membahas Abdurrahman Wahid atau Gusdur. Pembaca seword.com ada yang tau kenapa? Sebab Yusuf Mansur kembali gagal paham. Nusron Wahid bukan anak Gusdur. Jadi saat dia membahas Gusdur dan videonya, jadi sangat tidak relevan dan menunjukkan ketidak tahuannya -kalau tak mau disebut bego. Untuk itu memang cara terbaik untuk mengakhiri kesalahan tersebut adalah menghapusnya, supaya tak banyak orang membicarakan ketidak tahuannya. Masa ustad kondang minim pengetahuan? Kan gengsi sama tarif yang mencapai puluhan hingga ratusan juta perjamnya.
Nah yang terakhir Yusuf Mansur minta maaf. Lalu mengibaratkan kursi yang pasti mau dibersihin, tinggal kita mau membersihkan asal caranya benar.
Hahahahahhaa
Meminta maaf itu mudah, memberi maaf yang susah. Meminta maaf itu mudah, mengakui kesalahannya tidak akan pernah mudah. Yusuf Mansur bisa saja minta maaf, tapi untuk kesalahan yang mana? Sebab orang biasanya meminta maaf karena untuk satu dan beberapa hal. Kalau maaf lahir bathin saja biasanya dipakai saat idul fitri. Jangan-jangan besok idul fitri? Atau idul adha deh, supaya bisa nyembelih sapi. Hahahaha
Begitulah kura-kura.
sumber : seword.com